Namun, tantangan yang dihadapi dalam implementasi program semacam ini tidak bisa diabaikan. Wali Kota menekankan pentingnya pendampingan dalam pelaksanaan program, agar bantuan yang diberikan tidak terhenti pada aspek finansial semata. Pengalaman dari program-program terdahulu menunjukkan bahwa kurangnya pendampingan dapat menyebabkan program gagal untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dorongan untuk BAZNAS menyiapkan sistem pengawasan dan pendampingan secara rutin sangatlah krusial. Pendampingan ini akan memastikan bahwa penerima manfaat tidak hanya mendapatkan bantuan, tetapi juga bimbingan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Program pembiayaan berbasis masjid ini diharapkan dapat meluas ke berbagai wilayah di Kota Ternate, termasuk Ternate Tengah, Ternate Utara, Ternate Barat, Pulau Ternate, serta wilayah Moti dan Hiri. Dengan demikian, potensi pemberdayaan umat dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, memperkuat jaringan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Harapan Wali Kota agar Masjid di Mangga Dua dapat menunjukkan profil sebagai masjid pemberdaya dalam enam bulan ke depan menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan program ini.
Secara keseluruhan, sinergi antara Pemerintah Kota Ternate dan BAZNAS dalam menyalurkan bantuan zakat fisabilillah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberdayakan umat. Melalui program “Ternate Taqwa”, diharapkan akan tercipta dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Ternate. Dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk pendampingan dan penguatan fungsi masjid, program ini berpotensi menjadi model yang dapat diadopsi oleh daerah lain dalam rangka pemberdayaan umat melalui zakat. Keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada jumlah bantuan yang disalurkan, tetapi juga pada seberapa jauh bantuan tersebut mampu memberdayakan masyarakat dan menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka.
Komentar