oleh

NASIONALISME KITA

-OPINI-286 Dilihat

Dalam studi ilmu politik yang saya baca dari artikel Bawono Kumoro menyebutkan bahwa pembahasan mengenai nasionalisme tak bisa lepas dari nation itu sendiri. Ernest Renan melalui tulisannya yang amat terkenal, What is a Nation?, mengatakan, nation adalah jiwa dan prinsip spiritual yang menjadi sebuah ikatan bersama, baik dalam hal kebersamaan maupun dalam hal pengorbanan.

Pemikiran Ernest Renan ini amat memengaruhi alur berpikir dari pemikir-pemikir sesudah-nya, salah satunya Benedict Anderson. Benedict Anderson memaknai “imagined community” sebagai cikal bakal munculnya konsep nasionalisme.

Baca Juga  Segera saja Gibran di Makzulkan

Suatu bangsa pada dasarnya ialah suatu komunitas sosial politik dan dibayangkan sebagai sesuatu yang bersifat terbatas sekaligus berkedaulatan. Pada komunitas itu masing-masing anggotanya belum tentu saling mengenal satu sama lain, tetap dibenak tiap anggotanya, hidup bayangan tentang kebersamaan dan persaudaraan.

Melalui konsep “inurgined community” dapat dildentifikasi beberapa unsur terbentuknya nasionalisme, yaitu adanya kesamaan perasaan senasib, kedekatan fisik/nonfisik, terancam dari musuh yang sama, dan tujuan bersama. Berbekal semangat inilah nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama. Dalam konteks ini, nasionalisme menjadi amunisi dalam menentang hegemoni kolonialisme.

Baca Juga  Ekonomi Maluku Utara Vs Nasional Triwulan II-2025

Akan tetapi, nasionalisme bangsa kini terasa kian meredup sinarnya. Sebab utamanya adalah kian maraknya praktik-praktik negatif kekuasaan. Mulai dari buruknya kinerja serta rusaknya etika birokrat, elite politik, para penegak hukum, sampai pada ketidakadilan, mengakibatkan makin menguatnya gejala keti dakpatuhan sosial dalam masyarakat.

Hal itu kemudian mengakibatkan hilangnya kepercayaan (distrust) masyarakat terhadap negara. Masyarakat tidak memiliki panutan dalam bertindak. Akibat lebih lanjut dari hal ini adalah makin memudarnya kahesi sosial bangsa Indonesia.

Baca Juga  Sherly Laos dan Awal Baru Budaya Kerja Birokrasi Maluku Utara

****

Padahal seperti dikatakan Francis Fukuyama-kepercayaan merupakan “social capital” terpenting di masyarakat. Masyarakat yang distrust amat kontraproduktif dengan bangunan masyarakat sipil yang kuat, yang notabene merupakan “conditio sine qua non” bagi terciptanya negara demo-krasi modern.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *