Di sisi lain, kader PPP masih berharap partai Islam ini bisa diselamatkan. Caranya? PPP harus dicarikan energi dari luar. Sebab, energi dari dalam sudah tidak mungkin. Lowbatt !
Sebagian kader masih berharap PPP bisa diselamatkan oleh kader internal sendiri. Siapa kader internal yang diharapkan bisa menyelamatkan PPP?
Saat ini, tidak ada tokoh kharismatik di PPP. Tokoh sentral yang dapat mengumpulkan semua kelompok menjadi satu kekuatan. Yang ada justru sebakiknya. Elit PPP masing-masing sibuk bermanuver. Tak ada tanda-tanda para kubu itu bersatu.
Tantangan berikutnya, bahwa partai yang collaps cenderung akan ditinggalkan oleh kader-kadernya. Sebagian caleg-caleg PPP sudah akan mulai melirik dan bergabung ke partai-partai lain. Sementara calrg yang bertahan, belum tentu punya kemampuan untuk nyaleg lagi. Terutama berkaitan dengan ketersediaan logistik. Ini akan menjadi tantangan tersulit PPP untuk bangkit.
Dalam keadaan dharurat ini, sejumlah elit PPP berikhtiar mencari energi dari luar kader. Muncul nama Dudung Abdurrahman, mantan KSAD. Hanya sebentar, nama Dudung kemudian hilang.
Muncul juga nama Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Hanya sebentar, lalu lenyap lagi. Belakangan, santer nama Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta. Tak lama kemudian, nama Anies Baswedan juga hilang. Semua nama-nama di atas merupakan hasil ijtihad dan ikhtiar elit PPP, diantaranya adalah Romahurmuzi, mantan ketum PPP. Sampai detik ini, nama-nama itu tak terdengar lagi. Rumornya, Dudung dan Amran tidak mendapatkan restu dari presiden. Sementara Anies Baswedan tidak bersedia menjadi ketum PPP.
Komentar