Keputusan Kementerian Pendidikan itu merupakan buah dari konsistensi administratif dan keberanian daerah mengadopsi sistem meritokrasi, yang selama ini menjadi isu sensitif dalam dunia pendidikan.
Bassam Kasuba terbukti tidak hanya mengawal prosesnya secara administratif, tetapi juga menyuntikkan visi strategis bahwa kualitas pendidikan tidak mungkin tumbuh tanpa kepemimpinan yang kuat di akar rumput.
Hal yang sama tampak dalam kunjungan Wakil Menteri Transmigrasi, di mana peran Bupati menjadi kunci dalam menjamin keberlangsungan program pusat secara lokal.Pertemuan pendahuluan Bupati Bassam dengan Wamen di Jakarta menandai halsel dengan visi yang kuat menyambut pembangunan transmigrasi di bumi SARUMA, telah memberikan keyakinan khusus kepada Wamen Viva Yoga untuk akselerasi pengembangan transmigrasi di kabupaten Halmahera Selatan.
Kucuran dana miliaran rupiah yang akan diarahkan untuk renovasi sekolah, perbaikan infrastruktur dasar, dan peningkatan sanitasi kawasan transmigrasi, tidak lepas dari kepiawaian Bassam membangun narasi pembangunan yang terstruktur dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat. Ber dua berhasil memperlihatkan bahwa transmigrasi bukan hanya program demografis, melainkan peluang pengembangan ekonomi berbasis kawasan yang terintegrasi.
Dalam dialektika birokrasi lokal yang sering kali stagnan dan terjebak dalam rutinitas administratif, Putra H.Muhammad Kasuba itu tampil sebagai antitesis dari wajah lama birokrasi: agresif dalam merumuskan kebijakan, presisi dalam pelaksanaan, dan vokal dalam menyuarakan kebutuhan daerah di forum nasional.
Komentar