oleh

Cak Imin dan Gugatan atas Trickle Down Effect Mukhtar Adam, Ketua ISNU Maluku Utara

-OPINI-561 Dilihat

“Jangan pernah percaya pada Trickle Down Effect.”

Kalimat ini kerap dikutip Muhaimin Iskandar dari Presiden Prabowo Subianto, dan menjadi semacam mantra baru yang menghidupkan semangatnya dalam jabatan sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Seruan ini bukan sekadar retorika, melainkan gugatan langsung terhadap mimpi lama kapitalisme, bahwa pertumbuhan ekonomi di puncak piramida akan secara otomatis menetes ke bawah.

Baca Juga  Presiden Prabowo "Serakahnomics" Membongkar Luka Nusantara di Tengah Tambang

Konsep Trickle Down Effect telah lama menjadi sasaran kritik para ekonom progresif, peraih Nobel, hingga lembaga internasional. John Kenneth Galbraith, ekonom liberal asal Amerika Serikat, menyindirnya sebagai “horse-and-sparrow theory”—beri makan kuda sebanyak mungkin, dan burung pipit akan mendapat makan dari kotorannya.

Joseph Stiglitz, peraih Nobel Ekonomi 2001, dalam bukunya The Price of Inequality, menegaskan bahwa ketimpangan bukan hanya akibat kegagalan pasar, tetapi juga hasil dari desain kebijakan yang secara sistematis menguntungkan elite.

Baca Juga  Kapal Istana Negara: Ibu Kota Bergerak Negara Kepulauan

Thomas Piketty lewat karya monumental Capital in the Twenty-First Century, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal (r) cenderung lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi (g). Artinya, kekayaan akan terus terkonsentrasi di tangan segelintir orang kaya, memperdalam jurang ketimpangan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *