Tirza bisa menembus forum internasional bukan karena dorongan institusi daerah, melainkan karena dukungan keluarga dan kualitas pendidikan yang ia akses di luar wilayah asalnya.Ini seharusnya menjadi cambuk refleksi bagi para pemimpin daerah bahwa potensi anak-anak Maluku Utara sangat besar, tetapi selama ini mungkin belum benar-benar diberi panggung dan pembinaan yang memadai.
Sudahkah pemerintah daerah aktif mendeteksi dan merawat bibit-bibit muda berprestasi? Sudahkah ada dukungan nyata bagi anak-anak yang ingin tampil di ajang nasional bahkan dunia?Atau selama ini potensi lokal justru berjalan sendiri, tanpa dilirik kecuali setelah mendapat pengakuan dari luar?
Pesan dan Harapan.
Tirza telah mengharumkan nama bangsa dan dengan darah Makian yang mengalir dalam dirinya, ia juga membawa secuil kebanggaan Maluku Utara ke mata dunia. Ia adalah simbol bahwa daerah tidak boleh tertinggal dalam membina generasi penerusnya.
Sudah saatnya pemerintah daerah beralih dari pola seremonial ke pola pembinaan.Jangan tunggu anak-anak daerah dikenal dunia baru mulai diperhatikan. Tirza adalah panggilan bagi kita semua bahwa generasi seperti dirinya perlu disiapkan, bukan hanya dirayakan.(***)
Komentar