oleh

Para Pendukung Anies Sedang Digoda

-OPINI-57 Dilihat

Jor-joran duit dari sebelah. Sembako berhamburan di banyak posko timses. Sekali lagi, timses. Bukan relawan. Timses itu ada gajinya. Ada upahnya. Bekerja dengan upah yang jelas. Sedang relawan itu rela berjuang. Rela berkorban. Modal semangat dan keikhlasan. Kagak ada gaji atau upah. Seringnya malah harus keluar dari kantong sendiri.Anies Baswedan punya relawan. Calon lain punya timses. Emang sih, timses lebih kenceng kerjanya karena dipandu oleh orang-orang profesional. Punya data survei. Yang survei sekalian jadi konsultan politik dan pembuat opini. Buzzer juga. Logistiknya sangat memadai, malah berlebih.

Baca Juga  OLD WINE IN A NEW BOTTLE

Hampir setiap daerah ada posko sembako. Ada capres sedang berperan jadi semacam sinterklas. Bagi-bagi ampau dan sembako. Hanya jelang pemilu aja. Tidak di waktu lainnya. Pokoknya, kalau ada bagi-bagi sembako, tandanya pemilu sudah dekat. Tandai aja.

Masyarakat miskin yang jumlahnya sangat banyak itu menyerbu. Berebut sembako. Maklum, 9-10% penduduk Indonesia miskin. Pendapatan perhari di bawah 19 ribu. Kalau mrngacu Bank Dunia, penduduk berpenghasilan di bawah $ 1,9 (sekitar 30 ribu) itu miskin. Jumlahnya bisa 40% dari total penduduk Indonesia. Mereka ditawari sembako, ya diserbu. Sayangnya, mereka dibiarkan miskin. Jelang pemilu, ada bagi-bagi sembako. Buat cari suara. Selesai pemilu, kagak ada lagi bagi-bagi. Kagak ada lagi pos sembako. Sepi. Entar pemilu depannya lagi, ada lagi sembako. Sembako datang di musim beli suara. Normal kagak?

Baca Juga  Ramadhan : Antara Puasa dan Penguasa

Sembako habis ludes semuanya. Timses gembira. Saking gembiranya, diceritakanlah ke medsos. Kagak malu-malu. Mereka pikir, masyarakat yang ambil sembako akan pilih capresnya. Belum tentu bro. Belum tentu. Rakyat tahu mana yang cocok jadi pemimpin. Mana yang hanya bisa bagi-bagi sembako.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *