oleh

Berkah lain di 17 Ramadhan [Part.27].

Kemarin di malam 17 Ramadhan,secara kebetulan,saya bersua mantan pimpinan saya.Namanya Din Senen,kami menyapanya pak Din.Beliau mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tidore Kepulauan di 2003 hingga 2009,sekaligus sosok “orang tua”.Ternyata kami sama-sama baru selesai melaksanakan ibadah sholat Tarwih di Masjid ini,Almunawwarah,Ternate.Beliau sedang duduk di pelataran seorang diri dan saya memergokinya sedang asyik dengan selera “abadi”nya,sigaret Djarum Super.Pertemuan terakhir kami sekitar tiga tahun lalu di sebuah kantor pemerintahan di Sofifi.Seperti biasa,saling menanyakan kabar dan keseharian.Kebetulan istri beliau telah lama berpulang.Bagaimana “merencanakan” Sahur dan Buka Puasa adalah bagian dari tema obrolan yang kadang bikin trenyuh.Selebihnya,kabar tentang anak-anak,pangkat terakhir hingga ke usia pensiun saya.Usianya kini di angka 70-an,sejak pensiun dari ASN.

Baca Juga  Kejujuran Sang Presiden Ksatria
Iklan.

Saya,sebagaimana banyak orang,menaruh hormat yang tinggi pada setiap orang yang di anggap secara khusus “berjasa” pada kita.Saya mengenang jasanya di karir ASN saya. Juga nama-nama besar seperti Hasan Husain Doa,M.Nur Djauhari,Achmad Mahifa,K.H.Abdul Gani Kasuba.Begini ceritanya : ketika kota Tidore Kepulauan mekar di tahun 2003,beliau di lantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan.Jabatan sebelumnya ada Kepala Bidang Perencanaan pada Dinas Pendidikan dan Pengajaran provinsi Maluku Utara.Kantornya masih di Ternate dan Kepala Dinasnya Jafar Umar kala itu.Pak Jafar ini juga mantan anggota DPRD provinsi Maluku Utara dan ketua KONI.Ketika menjabat Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara lalu,kami bermitra dengan komisi yang ada sosok beliau.Dan beliau,memang telah lama jadi “panutan” kami dalam urusan Pendidikan saat saya masih di Tidore.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *