MALUKU UTARA—Di sebuah ruang sederhana di Pulau Halmahera, tampak seorang lelaki paruh baya duduk bersahaja di tengah kerumunan warga desa. Ia mendengarkan keluh kesah mereka satu per satu, bukan sebagai pejabat atau pemimpin perusahaan tambang, melainkan sebagai sesama manusia. Lelaki itu adalah Romo Robert Nitiyudho Wacho, yang akrab disapa Haji Robert
M.Iram Galela, Ketua Umum AMPP-TOGAMMOLKA mengungkapkan, dimata masyarakat Maluku Utara, nama Haji Robert bukan sekadar identitas seorang konglomerat. Ia telah menjadi simbol kepedulian, teladan kemanusiaan, dan sahabat bagi masyarakat kecil.
Memberi Tanpa Tanya, Menolong Tanpa Syarat
M.Iram Galela menggambarkan, disaat banyak orang kaya memandang bantuan sebagai strategi pencitraan, Haji Robert melakukannya tanpa publikasi, tanpa formalitas, tanpa pamrih. Ia menolong karena nuraninya yang memanggil, karena keyakinan bahwa setiap tangan yang memberi adalah bagian dari ibadah.
Rumah ibadah, sekolah, beasiswa pendidikan, biaya pengobatan, hingga santunan bagi keluarga kurang mampu, semuanya diberikan atas nama kemanusiaan.Tak sedikit warga menyebut bahwa Haji Robert kerap hadir sebagai “penolong terakhir” ketika segala pintu harapan hampir tertutup.
Melebihi Tanggung Jawab Sebagai Pemimpin Perusahaan
Komentar