oleh

5 Sekenario Pilgub Jakarta

-OPINI, POLITIK-97 Dilihat

Sekenario ketiga, jika Kaesang tidak memungkinkan maju ke pilgub Jakarta, maka Ridwan Kamil yang dimajukan. Kaesang tidak maju di Jakarta karena dua faktor. Karena Anies tetap bisa maju. Atau bergabungnya PKS ke KIM mensyaratkan yang maju itu Ridwan Kamil, bukan Kaesang. Maka sekenarionya adalah RK-kader PKS

Sekenario keempat, siapkan paslon independen. Jika Kaesang atau RK maju di pilgub Jakarta, maka lawan yang mudah dikalahkan adalah paslon independen. Akan sangat berat jika lawan kotak kosong. Sebab, pilgub Jakarta berproses tidak normal dan tidak sehat. Akan ada perlawanan masif melalui kotak kosong. Kalau paslon independen bisa dikendalikan.

Baca Juga  Prabowo bukan Presiden Indonesia

Sudah ada paslon independen yang sejak awal daftar, dan kabarnya lolos verifikasi. Apakah ini bagian dari sekenario? Mari kita dalami setiap info terkait paslon independen. Siapa sesungguhnya mereka? Tokoh tidak terlalu dikenal, tahu-tahu daftar lewat jalur independen. Nekat betul !

Sekenario kelima, jadikan PDIP sebagai satu-satunya oposisi. Alias oposisi sendirian. Baik oposisi di tingkat nasional, maupun oposisi di berbagai wilayah, seperti Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, dan beberapa wilayah lainnya. Sakit bukan?

Baca Juga  Apakah Prabowo, KPK, Polri dan Kejaksaan mau Legalkan Korupsi rezim Jokowi?

Lima sekenario ini akan gagal jika PKS-PDIP sepakat usung Anies. Kuncinya ada di PKS. PDIP hampir tidak mungkin tidak usung Anies. Hampir tidak ada pilihan bagi PDIP selain usung Anies. Sementara PKS, partai dakwah ini punya dua opsi. Bisa ke KIM. Tapi, tetap ada kesempatan usung Anies bersama PDIP.

Pilihan PKS, apakah tetap usung Anies Baswedan bersama Anies? Atau bergabung dengan KIM usung Kaesang atau Ridwan Kamil? Keputusan PKS tidak hanya akan menentukan nasib Anies Baswedan, tapi juga nasib masa depan PKS itu sendiri. Terutama ketika PKS berhadapan dengan konstituennya di seluruh Indonesia yang lebih menginginkan Anies.

Baca Juga  Mengenang Kepergian Wartawan Metro TV, Sahril Helmi : Melukis Tinta Keabadian di Perairan Gita.

Jakarta, 12 Agustus 2024

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *