Penamaan ini, hanya sekedar analog bahwa mereka memiliki “kekuasaan” tak terbatas.Ketika menghadapi ataupun mengamati prilaku mereka di mana saja,entah itu anak tetangga ataupun yang lain, saya sering mengingat istilah karib ini dan bikin jadi lucu.Termasuk si bungsu, sang “pelita” saya ini.
Dian kecil, punya memori khusus di bilik hati kedua orang tuanya.Ada hal di pertumbuhan masa kanak-anaknya yang memberi kami “pelajaran”, betapa mahalnya nilai kasih sayang orang tua pada anak-anak, sesuatu yang di impikan di setiap waktu, di setiap desah nafas yang mengaliri hidup mereka.
Saya, dan mungkin para para orang tua lainnya, sering di waktu yang tak di duga,merenunginya.Kita mungkin membayangkan kelak anak-anak kita, hidup tanpa kita lagi.Masa kanak-kanak, menjadi dewasa dan tua.Sama seperti kita hari ini, ketika mengingat masa-masa kecil dulu bersama orang terkasih kita, orang tua kita.Sebuah siklus sunatullah yang abadi.
Ketika merenungi siklus ini, sering saya membayangkan sedang melayang di horison, harap-harap cemas.Bertambahnya usia hanya penanda sekaligus peringatan bahwa “etape” kehidupan, telah berkurang setahun dari yang di rencanakan Tuhan.
Banyak pelajaran hidup di sekitar kita bahkan hingga di tiris rumah kita yang memberi peringatan betapa nikmat hidup itu bisa saja terambil kembali dalam seketika oleh sang pemiliknya.Kita, yang mungkin baru kemarin, bisa bercanda dan bersenda gurau dengan teman, sahabat hingga keluarga inti kita, hari ini bisa lepas semua itu.
Komentar