Yang bikin trenyuh bahkan mungkin menjadi “kabar duka” bagi saya adalah “curhat” dari tetangga karib ini,seorang ibu yang juga jadi peserta lomba ini,yang masuk grand final malam tadi,betapa kaum ibu seusianya begitu merindukan event begini.Sebut karib ini,ibu ini bahkan sedikit menyesali bahwa sepertinya hobi dan kesukaan mereka tidak lagi terlalu di perhatikan,untung saja ada lomba ini hingga mereka bisa terpuaskan.Tak lupa ucapan terima kasihnya yang berulang buat penyelenggara.
Apa yang penting menjadi catatan di akhir coretan singkat ini???bahwa “selera” setiap orang itu bukan pelajaran matematika.Urusan selera menjadi variabel yang cukup pelik untuk bisa di urai satu persatu.Di segmen usia saja banyak sekali ragamnya.Dan potensi atau “celah pasar” itu ada di sini,salah satunya.
Sebagai orang yang punya sedikit pengalaman menakhodai lembaga yang bersentuhan dengan urusan soal produk pariwisata dan strategi memasarkannya,saya kagum dengan ide penyelenggaranya,bisa melihat celah segmen ini dan mengkonversinya menjadi sebuah titel event yang mungkin bisa bikin sang ibu,tetangga karib saya ini terbalas tunai hobinya bahkan mungkin membuatnya tertidur pulas usai tampil malam tadi.
Belum lagi jika iseng karib saya ini benar-benar terjadi : foto bersama pasangan selegram tenar tadi akan ramai-ramai di buatkan baliho oleh para ibu peserta,sekembalinya dari event ini,kalimat syukur apa lagi yang bakal di ungkap sang ibu tetangganya ini.Wallahua’lam.
Komentar