Politisi senior partai Golkar dan mantan calon Gubernur Malut H.Ahmad Hidayat Mus dalam sebuah kesempatan sambutanya menyatakan “masuk RSUD CB bukanya sembuh tapi cari mati”.
Kisah pilu pelayanan dokter di RSUD CB juga pernah dikisahkan salah satu akademisi Unkhair.Dia terpaksa pindah dari rumah sakit CB ke rumah sakit Dharma ibu karena pelayanan yang buruk yang diterima, katanya.
Unggahan status Farida Djama menuai beragam komentar warga nitizen.
Warga nitizen atas nama Sabeba Manyawa menilai ada indikasi malpraktek dan dokter bersangkutan bisa dipolisikan.
“Terindikasi bisa2 MALPRAKTEK……faktor pelalyaanan/pelayanan yang kurang itu juga bagian kebijakan yang salah yang bisa masuk dalam unsur malpraktek…..dokter tersebut bisa dilpaorkna/dilaporkan ke pihak yang berwajib”demikian komentar tanggapannya.
Nitizen lain menyoroti peran Pemprov sebagai biang kerok buruknya pelayanan RSUD CB.Sambil mengawali dengan ucapan bela sungkawa, nitizen atas nama Leo Rangga ini menyatakan, sejak di take over Pemprov malut, muncul beragam masalah, mulai dari penyelewengan anggaran hingga berbuntut tak terbayarkan nya honor Nakes dan dokter.Dia menyarankan pengelolaan RSUD CB diserahkan ke pihak swasta.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiiun🤲
Turut berdukacita.
….
Sdkit tambahan, RSU CH sejak diambil alihkan ke pemprov mulai muncul berbagai macam masalah mulai dari penyelewngan anggaran sehingga tdk dibayarkannya honor dan tunjangan nakes dan dokter sehingga berakibat pada buruknya pelayanan di RSU CB.”
“Buruknya pelayanan RSU CB bukan krna tanpa alasan. Buruknya pelayanan merupakan akibat dari honor nakes dan dokter yg tdk dibayarkan berbulan2 lamanya.”
“Alangkah baiknya RSB CB di kelola oleh swasta yg lebih mengedepannya pelayanan publik.”tulis Leo Rangga dalam narasi komentarnya.
Sampai berita ini naik tayang, Direktur RSUD CB belum dimintai tanggapanya.
Di akhir unggahanya, Farida Djama menutup dengan narasi “Dan inilah potret provinsi yang paling bahagia di Indonesia tercinta ini…salam” tutup dia.(***)
Komentar