oleh

Manajemen Distribusi Hewan Qurban : Hindari Kebiasaan Adu “Kecepatan” [Part.51].

-OPINI-155 Dilihat

Cerita di depan masjid tadi juga mangungkap bahwa salah satu masjid komunitas di Ternate,potensi jamaahnya hingga di “belakang gunung”,maksudnya perkampungan warga di sana,sehingga distribusi daging qurban juga menjangkau mereka.Masjid itu,yang di maksudkan di awal tulisan ini,yang bagus manajemen pengelolaan hewan qurbannya.

Kita perlu setiap waktu memberi pikiran untuk saling memperbaiki hal-hal begini,minimal karena ada 3 [tiga] alasan : pertama,tidak mempertahankan sesuatu yang di anggap belum baik,kalau tak bisa di anggap keliru dan mewariskan “potensi” kekeliruan,sekecil apapun itu.Sebab secara psikologis,mempertahankannya,sama saja menerima,atau bahkan menganggapnya benar dengan sendirinya.Kalaupun kemudian punya akibat “dosa” misalnya,maka sama saja kita mewariskan dosa.Kedua,kita mengelola “sumber daya” umat berupa niat baik untuk melaksanakan anjuran agama.Niat baik itu adalah manifestasi dari ungkapan kesadaran transendensial setiap priabadi.Dia bukan sekedar urusan untuk berharap orang [shohibul qurban] memaklumi atau tidak.Berbeda konteksnya jika kita bicara tentang infaq dan sadaqah yang di salurkan lewat masjid setiap saat karena perkara mengelolanya menjadi “urusan” amil masjid.Ketiga,kita [panitia qurban] adalah garda paling depan untuk di contohi dan menjadi standar pembelajaran khususnya bagi awam dalam memahami syariat,perintah dan anjuran agama.Kepada siapa lagi umat ini berharap dan “belajar” hal-hal begini dalam prakteknya kalau bukan dari mereka.

Baca Juga  Jokowi semakin tidak jujur saja

Saat kembali ke rumah,kediaman almarhumah mertua,saya mendapati di atas meja,sebuah amplop yang tercetak warna dan berisi beberapa lembar kupon sebagai shohibul qurban,tak lupa potongan kecil kertas kartun tertulis ucapan terima kasih.Ipar saya mengatakan bahwa di masjid ini,shohibul qurbannya di layani “khusus” karena kapasitas penerimanya cukup besar,takutnya ada mis-manajemen dan berakibat ada pihak yang “kecewa”.

Baca Juga  Guru Tua di Antara Joshua dan Fuad

Dan menggunakan basis data pemilih pada pemilu dan calon anggota legislatif tahun 2019,yang nanti di verifikasi ulang seperlunya,seperti guyon saya tadi,mungkin juga bisa benar untuk menghindari potensi mis-manajemen seperti yang telah di antisipasi oleh panitia qurban masjid komunitas,yang amplop untuk shohibul qurbannya,saya baca tadi.Semua ikhtiar ini,semata-mata di maksudkan agar niatnya tersampaikan karena prosesnya yang baik : tidak ada mekanisme adu “kecepatan”.Wallahua’lam.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *