Apapun pretensinya, ini konflik laten dari peta jalan baru The New AHM yang sudah pasti includ AHM vs Alien alias gerakan reformasi versus pro status quo (Dinasti).Pro kontra itu biasa apalagi terhadap AHM yang selalu penuh kejutan dan sensational.
Pertama, mendepak dua adiknya secara langsung potensial mematikan bangunan politik Dinasti yang dibangun sendiri olehnya.Padahal, bangunan Dinasti inilah yang menyokong AHM bisa tetap eksis di partai Golkar sampai hari ini.Lihat saja bagaimana adik-adik AHM siaga penuh dan gesit menghalau Edy Langkara yang hendak merebut DPD Partai Golkar malut silam ketika AHM dijebloskan dalam penjara dalam kasus korupsi anggaran pembangunan Bandara Bobong.Buah manisnya, meskipun masih dalam penjara, nama AHM bisa masuk rekomendasi Rapimda Partai Golkar sebagai kandidat Gubernur Malut bersama Aliong Mus dan Alien Mus.
Ke dua, AHM mungkin saja merasakan powernya mulai melemah di mata adik-adiknya.Fatwa nya sudah kurang menggigit lagi maka jalan paling afdol adalah melibas mereka dari kekuasaan partai Golkar.AHM mungkin comfidances bahwa adik-adiknya yakni Aliong Mus, Alien Mus, Ningsih Mus adalah anak ingusan yang dia besarkan sehingga dia tak berhitung banyak dengan mereka terutama secara elektoral.Dalam benak AHM dan juga public, adik-adiknya seperti juga Zainal Mus bisa eksis dan besar dipanggung politik Malut sampai hari ini karena factor dia.Mau dibesarkan atau jika sudah tidak memenuhi peta kekuatan yang dia rencanakan maka di “bunuh”pun itu urusan yang mudah.
Ke tiga, besar kemungkinan AHM sedang menjalankan pakem politik baru, AHM mereformasi politik dinasti ke politik demokrasi.Pasca pertapaan nya di hotel Prodeo selama kurang lebih 3 tahun.AHM mungkin saja mawas diri atas kekuatan politiknya dengan pakem lama yang mungkin tidak sesuai lagi dengan perkembangan politik yang kian dinamis.Pada sisi ini, seiring menurunya energy ekonomi, AHM mulai menyadari bahwa dia tak bisa lagi bermain pada kekuatan uang dan dinasti politik.Pilihan logisnya, bermain pada issu demokrasi, moral dan etis sebagai pemimpin demokratis yang bijak bestari.
Langkah perubahan cepat seperti ini memang idealnya harus makan korban dan membunuh saudara-saudara yang selama ini mengisi ruang issu politik dinasti adalah pilihan rasional, jika tajuknya gerakan reformasi dari politik dinasti menuju demokrasi.Apalagi, jika adik-adiknya tak dapat diharapkan lagi sebagai mesin uang untuk menyokong misi politiknya sebagai Ketua Bappilu dan sebagai kandidat calon Gubernur Maluku utara.meminjam pameo “Jika tidak bisa dibina maka dibinasakan”.
Dalam konteks ini,case Ningsih Mus misalnya, mendepak si adik Ningsih Mus kemudian memunculkan putra asli Sula sebagai kandidat calon Bupati sula dari partai Golkar adalah momentum reformasi The New AHM.Secara ideal AHM di mata orang sula dan malut pada umumnya dinilai telah keluar dari pakem politik dinasti menjadi seorang reformis yang demokratis.Pragmatisnya bikin AHM untung banyak yakni menuai dukungan dan simpati luas tanpa harus merogoh kocek cukup dalam alias berbiaya murah.Orang Sula yang sudah haus Putra asli Sula sebagai Bupati Sula sejak mekarnya Kabupaten sula selama 20 tahun terakhir akan menempatkan AHM layaknya raja yang siap diiukuti setiap titah politiknya.Pada aras ini, AHM potensial mengembalikan kejayaan Partai Golkar di kabupaten Sula sekaligus memenangkanya sebagai calon Gubernur Maluku utara.
Klimaks & Antiklimaks.
Komentar