Tahap Kedua adalah penyucian, yakni penyucian pikiran dan perasaan dari muatan-muatan negatif Tahap ketiga yaitu pengajaran, tahap ini seorang pemimpin harus menguasai epistemologi dan metodologi untuk mengajarkan ilmu kauniyah dan ilmu kauliyah.
Tahap keempat adalah seorang pemimpin harus mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang populer dan masalah masalah baru yang bersifat dinamis.
H.Ghani Kasuba.
Pertanyaan kritis nya, apakah kepemimpinan H.Ghani dapat dikategorikan sebagai pemimpin profetik ?Hemat saya, H.Gani Kasuba nyaris jika dibilang belum sempurna sebagai potret seorang pemimpin profetik.
Rekam jejak nya sejak berkiprah sebagai dai sampai sebagai pemimpin politik dan pemerintahan menunjukan konsistensi pembumian nilai-nilai keilahian.Penghargaan atas nilai-nilai kemanusian meliputi penghormatan atas martabat manusia sangat menonjol baik sikap pribadi dan sebagai pemimpin.
Mengawali kiprahnya di publik sebagai seorang dai selama tiga dasawarsa, H.Ghani konsisten mengusung misi keagamaan kemudian bermetamorfasis secara konsisten sebagai politisi dakwah.
Misi dakwah tetap diemban bahkan politik merupakan penegasan atas misi dakwahnya.
Sejak terpilih sebagai legislator DPR RI dari partai dakwah PKS, pindah ke PDIP dan terilih sebagai Gubernur Malut periode pertama dan kedua, kepemimpinan H.Ghani terpotret sebagai pemimpin transformatif kepemimpinan yang sarat dengan nilai religuis.Sikap dan tindakan kepemimpinanya tak terlepas dari aspek transendental.
Apa yang diungkapkan Gubernur Maluku utara itu terkait problem RSUD CB adalah puncak gambaran dari cara pandang H.Ghani Kasuba tentang kepemimpinanya yang transendental, senantiasa bersandar pada kemahakuasaan Allah SWT.
Seluruh sikap dan kebijakanya diawali dan dilalui dengan senantiasa bersandar pada kemahakuasaan Ilahiah.Dia terbaca menyatu genuine dengan nilai transendental dan horisontal.Sikap empatik kepada sesama manusia, merangkul semua kalangan, memposisikan diri sebagai orang tua bagi bawahan dan rakyat yang papah adalah tipikal kepemimpinan H.Ghani Kasuba.
Kebijakanya syarat dengan muatan nilai-nilai religuis dan secara struktural membangun konsolidasi masyarakat religuis.Kebijakan pembangunan pendidikan agama yang masif seperti Alkhaerat, pembangunan rumah ibadah dan promotif terhadap nilai-nilai religuis adalah potret nyata kepemimpinan H.Ghani Kasuba sebagai Gubernur Maluku utara.Pembangunan Mesjid Raya Shaful Khaerat dan mesjid serta rumah ibadah Gereja merupakan bukti kongkrit dari manifestasi visi kepemimpinan profetik.
Seiring, Nilai-nilai humanisme juga nampak sangat kuat dalam nilai kepemimpinan sosok Kiyai ini.Kebijakan dan pendekatanya lintas kelompok sosial dan menghadirkan nuansa keadilan sosial bagi seuruh warga.
Komentar