Mungkin untuk tidak membuat hubungan Luhut-Jokowi dengan Paloh makin memburuk atau setidaknya memberi isyarat Anies bukan musuh mereka dan IKN adalah proyek ambisius Jokowi yang tak bisa ditawar, belum lama ini secara mengejutkan Anies menyatakan akan meneruskan pembangunan IKN, proyek boros dan tidak layak yang dikritisi publik dan pengamat. Anies beralasan sudah ada UU-nya. Ini alasan normatif.
Anies adalah tokoh politik yang sangat cerdas dan artikulatif. Semua perilaku politiknya terukur dan efektif dari sisi tindakan komunikatif. Juga, dia pasti sadar bahwa salah satu nilai jualnya adalah karena branding dirinya sebagai bakal capres pro-perubahan untuk membedakannya dengan bakal capres lain.
Dari sudut pandang ini, pernyataan melanjutkan proyek IKN tidak match dengan brandingnya. Lebih dari itu, pernyataan eksplisit yang kurang cerdas itu bukan tipikal Anies. Apa boleh buat, hanya dengan itu pencapresan Nasdem terhadapnya menjadi mungkin.
Kompromistis memang salah satu unsur penting dalam politik untuk mencapai tujuan. Dus, memberi konsesi dalam negosiasi merupakan hal biasa. Tetapi saya berharap, Nasdem (juga mungkin Demokrat dan PKS) tidak merugikan capres yang mereka dukung.
Tugas Koalisi Perubahan adalah meningkatkan akseptsbilitas dan elektabilitas Anies. Konsesi yang diminta dari Anies yang tidak terukur bisa kontraproduktif terhadap target yang ingin dicapai.
Bagaimanapun, kita harus bisa memaklumi fakta ini. Nasdem memang harus memberi konsesi pada Luhut-Jokowi untuk mengamankan posisinya. Juga untuk mengamankan posisi pencapresan Anies.
Tanpa itu Anies akan tersingkir dari arena kontestasi. Karena itu, bisa difahami juga bila Anies memberi konsesi pada Nasdem yang telah berkorban mengusungnya.
Diletakkan dalam konteks yang lebih luas, pencapresan Anies adalah ikhtiar maksimal Nasdem untuk memungkinkan pilpres berlangsung tepat waktu, yang berpeluang mematikan langkah Luhut. Syaratnya Anies menang pilpres.
Lebih jauh, bila jadwal pilpres tidak berubah, stabilitas politik nasional lebih terjaga. Dengan semua ini, kita berharap Luhut-Jokowi kembali ke akal sehat bahwa upaya menunda pemilu atau menghempaskan Anies dari arena pilpres, selain keberhasilannya kecil, usaha itu akan menjerumuskan Indonesia ke situasi keos yang tidak mudah untuk diatasi. Kendati demikian, jangan terlalu berharap Luhut-Jokowi akan berhenti berusaha. Toh, ketakutan hantu Anies tidak dapat hilang dari mimpi mereka. Dan sampai kapan pun mereka tak akan percaya bahwa Anies dapat menjadi sekutu mereka. Dalam konteks ini, masa depan bangsa tetap tidak menentu karena syahwat politik dan kepentingan Luhut-Jokowi akan terus mendorong mereka mencari jalan dengan berbagai cara demi mencapai tujuan, meskipun masa depan Indonesia adalah taruhannya.
Tangsel, 4 Maret 2023.
Komentar