oleh

DIALOG IMAJINER SOEKARNO DAN ANIES

-OPINI-8 Dilihat

Memang aku akui, pemerintahanku terbukti melahirkan ekses yang tak dikehendaki. Kasarnya, pemerintah membatasi perbedaan pendapat dan kualitas demokrasi yang rendah, dan juga pemenjaraan oposisi. Lebih buruk daripada itu, sebafai akibatnya, meletus tragedi 30 September 1965.

Salah aku adalah menghidupkan lagi Nasakom (nasionalisme, agama, komunisme) untuk membangun persatuan menghadapi Nekolim. Di masa prakemerdekaan, Nasakom perlu untuk menghadapi penjajah.

Aku menghidupkan lagi paradigma ini pasca kemerdekaan karena PKI adalah kekuatan revolusioner, di saat negara butuh persatuan nasional, untuk mendukung ‘revolusi yang belum selesai’. Namun, akibatnya aku kehilangan dukungan Masyumi.

Biarpun begitu, aku masih belum percaya PKI adalah dalang G30S. Karena itu, aku menolak pembubarannya seperti yang dikehendaki Angkatan Darat pimpinan Soeharto sampai terbukti secara hukum PKI-lah biangnya. Juga untuk menjaga wibawa aku sebagai Bapak Bangsa di panggung internasional di mana Nasakom pernah aku jual kepada dunia ketika berpidato di sidang MU PBB.

Baca Juga  Info Buku (11) : GORESAN SANG ETNOGRAF

Sayang, Soeharto dan kawan-kawan tidak memberi kesempatan untuk dilakukan investigasi menyeluruh tentang aktor intelektual di balik peristiwa itu. Sesudah itu, menggelar pengadilan terbuka kepada mereka yang disangkakan. Aku curiga CIA berperan besar dalam peristiwa itu.

Bagaimanapun, kalau memang PKI dalang dari semua itu, aku sepenuhnya setuju dengan pembubaran partai itu. Toh, dia juga ternyata meresahkan kaum Muslim melalui aksi-aksi bengis terhadap para kiayai, tokoh Uslam, dan menghina agama. Aku sama sekali tak antiagama. Bahkan aku mempromosikan nilai-nilai substantif Islam, yang aku namakan Api Islam.

Para sejarawan telah salah menempatkan posisiku sebagai nasionalis sekuler. Padahal, kontribusiku untuk mendinamisasi Islam terang benderang. Kamu tahu, akulah yang memberi pengantar pada buku terkenal “Dunia Baru Islam” karya penulis AS, Lotrop Stoddard.

Baca Juga  RM “Kong” Ketua PGRI ? Coba Itu.Sebuah Catatan Terpilihnya Rizal Marsaoly Sebagai Ketua PGRI Kota Ternate.

Bahkan, akulah yang memerintahkan penerjemahan buku yang judul aslinya adalah “The New World of Islam”. Aku juga meminta kepada tim penerjemah agar menambahkan satu bab khusus tentang perkembangan dan kebangkitan Islam di Indonesia.

Sayang, akibat salah faham terhadap aku, orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Bung Karno justru merupakan orang-orang yang mendistori pemikiranku, mereka menjustifikasi penindasan atas umat Islam dengan mengatasnamaku.

ANIES: Bapak luar biasa. Sebebarnya masih banyak yang ingin kami dengar dari Bapak, tapi waktu setengah jam yang Bapak sediakan untuk kami telah habis.

Bagaimanapun, kami sangat berterima kasih pada apa yang telah Bapak paparkan. Mudah-mudahan semua warga bangsa memahaminya. Kami sering disudutkan hanya karena memperlakukan Islam sebagai bagian penting dari nasionalisme khas Indonesia sebagaimana dikatakan Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari: hubul wathan minal iman.

Baca Juga  11 Tokoh Membangun Perlawanan Terhadap Oligarki

Bertolak dari Pandangan Bapak, kami berharap mereka yang mengaku sebagai nasionalis berhenti menjadikan Islam sebagai pesakitan dan menyelenggarakan pilpres yang jurdil untuk kebaikan bagi semua, terutama demi kemajuan dan kejayaan bangsa.

SOEKARNO: Amiin…Sebenarnya pemahaman Kiyai Asy’ari tentang hubungan agama dan negara sama dengan aku.Akhirnya, Aku atas nama founding fathers juga berharap negara kita tetap bertahan menghadapi ujian. Sebagai ayah, aku bangga pada putriku Megawati yang dalam konteks pilpres ia patuh pada konstitusi dengan menentang penundaan pemilu.

Akhirnya, belajar dari sejarah sendiri di mana nasionalisme dan agama adalah dua sisi dari koin yang sama, yang merupakan kunci untuk menghadirkan keadilan sosial yang, pada gilirannya, melahirkan persatuan demi kemakmuran dan kejayaan bangsa. Selamat berjuang, anak muda. Di dalam jiwamu terdapat koin yang aku maksudkan.

Tangsel, 7 Maret 2023 !

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *