OPINI

TIMNAS JEPANG DAN KONSEP CITY BRANDING TIDORE.(sedikit catatan).

Anwar Husen/ pemerhati masalah kepariwisataan/mantan kadis pariwisata prov.maluku utara.

Pagi ini (Kamis,08/12/2022),saya membaca dua berita.di media online,ada pernyataan dari kepala Bapelitbang kota Tidore kepulauan tentang rencana tahapan penyusunan City Branding kota Tidore kepulauan dan di tweeter,saya membaca berita kepulangan timnas Jepang ke negaranya dan di bandara mereka di sambut bak pahlawan oleh ribuan warga Jepang.

Apa sesungguhnya,korelasi yang penting dari dua berita berbeda ini???

Kota Tidore kepulauan baru saja sukses menggelar event prestisius SAIL TIDORE 2022.Dengan segala kelebihan dan kekurangannya,event ini mengusung tema global dan menantang : Tidore,kota warisan dunia perekat bangsa-bangsa.

Di sudut yang lain,timnas Jepang baru saja membuat sensasi di Qatar 2022 dengan menumbangkan tim-tim raksasa dan menjadi juara di fase grup.

Identitas Kota dengan City Branding.

Kota,terutama kota besar telah menjadi pelaku utama dalam hubungan geografis di tingkat regional maupun global dalam suatu negara.setiap kota adalah sistem berbeda dan setiap komponennya melakukan penetrasi dan bersinggungan satu sama lain yang terefleksi pada kesan ruang tersebut.(Florek et.al.2006 sebagaimana di kutip Achmad Maulidi).

Secara sederhana, city branding (citra kota) bisa di defenisikan sebagai ciri yang memperkuat posisioning kota dalam kompetisi antar daerah/kota,kawasan ataupun global dari aspek “market value” yang membentuk identitas kota.identitas kota sangat penting dalam upaya memasarkan segenap aktifitas di kota itu.Membentuk Identitas Kota dengan City Branding bukanlah hal yang mudah mengingat tantangan yang utama adalah soal bagaimana usaha untuk membentuk suatu perlindungan citra kota yang koheren dengan karakteristik heterogen dan lintas area yang berbeda dan dari kegiatan dengan beragam target pengguna.namun di saat yang sama juga membentuk komunikasi citra kota yang spesifik.Dan itu adalah hal yang unik semua kota juga tidak dapat melakukan dengan cara yang sama untuk membentuk identitas kota.

DI indonesia,telah banyak daerah yang merumuskan City Branding daerahnya.Tetapi faktanya banyak juga yang hanya “Diam di Tempat” karena brandingnya hanya sebatas Logo,tak “bernyawa”.

Bali adalah contoh paling monumental di indonesia hingga saat ini yang berhasil membangun Brandingnya sebagai kota Pariwisata dan Budaya yang mendunia.sukses bali hari ini adalah buah dari serangkaian rumusan,kegiatan dan tahapan dengan analisis akademik yang terukur,visioner berbasis analisis trend pariwisata global.Bali membutuhkan waktu 25 hingga 30 tahun membangunnya untuk menjadi seperti hari ini.”ingat Indonesia,ingat Bali”,kurang lebih seperti itu target mereka membangun image masyarakat global.catatan singkat ini hanya menyuguhkan Bali sebagai contohnya.

Lantas,bagaimana Tidore (kota Tidore kepulauan) membangun City Brandingnya???

Secara umum terdapat 3 (tiga) karakteristik dalam tahap City Branding yang sedang berkembang yakni 1.substansi citra,2 konsumen citra dan 3.bagaimana citra dapat di konsumsi.

3 (tiga ) hal di atas menjadi sangat penting pakai untuk bisa merumuskan secara tepat dan punya daya magnet yang kuat membangun branding kota.

Tema SAIL TIDORE di atas adalah entry point yang tepat menurut saya jika branding kota ini mau di arahkan menjadi kota berbasis wisata sejarah dan budaya karena variabel ini yang paling mungkin dan memiliki nilai dan daya saing global.tinggal bagaimana memformasinya menjadi sebuah konsep yang akademik,terukur dan berdimensi jangka panjang.Karena suka atau tidak,Branding kota adalah variabel natural dan hidup yang berbasis identitas lokal dan spesifik,melekat pada keseharian,menjadi nafas dan denyut nadi warga kota.dia tidak bisa terkesan “kering” apalagi terkesan di paksakan.Kita pernah punya slogan Kota Santri yang belum terkonsep.

Kemudian soal bagaimana upaya “menjual” branding kota nanti adalah hal yang secara simultan harus di konsepkan berbarengan.banyak teori manajemen dan pemasaran produk yang sukses serta “kisah sukses” banyak daerah yang bisa jadi rujukan.

Timnas Jepang.

Apa hubungannya membangun City Branding kota Tidore dengan tim nasional Jepang di World cup Qatar 2022?.

Secara pribadi,saya amat terkesan dengan keseluruhan timnas Jepang dan prilaku supoternya selama mereka bertanding di piala dunia 2022.Saya mengikuti berita tim ini dan men-share-nya secara luas di akun media sosial.Apa semua itu?Tim nasional Jepang menjadi perhatian dan pembicaraan masyarakat bola dunia setelah prestasi mereka dengan berhasil menjadi juara di fase grup,mengalahkan raksasa Spanyol, juara dunia 2010.Juga menumbangkan Jerman,sang juara dunia 2014 dan terakhir menahan hingga ke babak adu pinalti runner-up piala dunia 2018,Croasia.Dari segi market value,timnas Jepang mempertonton ini semua di arena paling prestisius yakni di ajang pesta bola sejagat yang di laksanakan di negara paling kaya,di tonton langsung jutaan orang dan di siarkan langsung berbagai televisi,media cetak dan online bereputasi dunia.

Konon,prestasi yang di raih oleh Jepang saat ini adalah buah dari investasi sumber daya dan dana yang luar biasa untuk membangun tim nasionalnya yang tangguh sejak 20 tahun lalu.

Setelah resmi tersingkir setelah di kalahkan Croasia melalui adu pinalti,sang pelatih fenomenal Hajime Moryasu membungkuk di lapangan menghadap penonton tanda hormat,permohonan maaf,terima kasih dan pamit.Di ruang ganti,mereka meninggalkan catatan di secarik kertas buat panitia sebagai ucapan terima kasih dan tak lupa meninggalkan ruang ganti dalam keadaan bersih,mengagumkan.

Itu masih tim nasionalnya di lapangan.bagaimana prilaku suporternya???
Telah viral,prilaku suporter timnas jepang teramat mengesankan : mengumulkan plastik yang di pakai untuk koreo saat mensuport timnasnya menjadi kantong untuk mengumpulkan sejumlah sampah yang tersisa di pertandingan itu,padahal timnasnya baru saja kalah.tanpa mencak-mencak apalagi hingga merusak fasilitas stadion seperti yang lazim terjadi.Di hari yang sama,saya membaca berita,Lomba Dayung pada sebuah event pariwisata di Maluku Utara di “hiasi” sampah plastik di permukaan laut,sebuah pemandangan yang benar-benar paradoks.

ini murni etos dan prilaku yang terbentuk karena penghayatan yang kuat terhadap nilai,dan bukan pencitraan.heboh ini,membuat orang tambah penasaran untuk tahu lebih detail apa sesungguhnya Jepang bahkan hingga menelusuri ulang ajaran Religi Tokugawa,Bushido Ethics,dan lain-lain yang mengagumkan itu.

Timnas Jepang dan suporternya hanya sedang mempraktekkan bagian dari hakikat “City Branding” yang orisionil dan kita lebih gampang menirunya karena Tidore bahkan Maluku Utara punya modal itu yang kuat dan mengakar.

Tidore,08/12/2022.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close