PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta|\Senin malam (8-11/2022), terdengar bunyi pesan masuk di handphon Iphon 11 max saya.Seketika saya yang memang lagi menunggu dengan harap-harap cemas info pertemuan dengan Bang Anies itu langsung membuka pesan WhatsApp.
“Besok tentatif ketemu Bapak jam 15.00 – 15.30”pesan singkat itu sontak memupus rasa cemas saya.
Oke Baik, alhamdulillah dan Terimakasih”balas saya.
Alhamdulillah !Wajar saja karena jadwal pertemuan ini bukan pertemuan dengan orang biasa tetapi tokoh politik kaliber nasional yang lagi ngetop di Indonesia saat ini.
Istimewa !Kesempatan langka bagi saya, orang kampung dari timur jauh Indonesia datang ke jakarta dan bisa bertemu tokoh sekaliber Bang Anies yang lagi Top di jagat politik nasional”
Padat nya jadwal pertemuan dan agenda-agenda kunjungan ke daerah-daerah yang lagi membludak adalah tantangan serius yang bikin hati dan pikiran ini cemas padahal hanya 3 hari sejak niat bertemu Bang Anies ini saya sampaikan ke Sespri beliau.
Ya namanya saja menunggu, se menit rasanya sehari apalagi tiga hari pasti ketimpa galau juga.
Tapi kata ajudan, saya termasuk tamu yang masih terhitung istimewa karena cepat bisa diterima Pak Anies.
”Bang Usman termasuk istimewa merana cepat ketemuanya, beruntung”kata ajudan yang mangkal di Pos Jaga depan rumah Bang Anies.
Hahahahaha, istimewa posisi .
Mungkin saja Saya memang sedikit beruntung dari tulisan-tulisan opini saya yang terhitung sederhana saja tentang Bang Anies .
.”Terimakasih Bang Usman, tulisan-tulisan nya bagus”ucap nya.Bagi saya pujian ini memotivasi semata tapi syukurlah daripada nuntut jujur tapi bikin kecewa Down heart lagi kan rugi juga.
Atau curiga saya karena beliau iba saja, orang sudah datang jauh-jauh buang biaya ke Jakarta”pikir saya lainya.
Tapi ya sudah, ini rahmat Orang baik.
Keesokan nya Selasa (9/11) sekira pukul 11.300 WIB, saya dari Kompleks Perumahan Bumi Nasio, Bekasi, menumpangi angkot 40 trayek ke Stasiun Bus Way pinang ranti pondok Gede dan tiba di Stasiun Bus Way Pinang Ranti pukul 12.00.
Singkat cerita dengan menumpangi Bus Way dari pinang ranti sampai di jalan TB Simatupang, nyeberangbke RS Fatmawati jalan kaki ke Kebak Bulus II kemudian menumpangi Ojek yang mangkal di pengkolan lebak Bulus II dan akhirnya tiba di rumah sang Presiden di Jalan lebak Bulus Dalam,
Rumah Bang Anies notabene sebagai mantan Gubernur dan sebelumnya Menteri Pendidkan Nasional, mantan rektor terhitung jauh dari layak.
Rumah joglo, khas rumah Jawa yang sederhana walau terhitung asri.Genteng rumah yang saya amati pun terhitung tua.Seperti penuturan si empunya rumah, hunian pribadi keluarga Pak Anies itu dibangun sejak tahun 2013 silam atau 19 tahun lalu.
Oleh warga sekitar, Pak Anies sekeluarga tetap menghuni rumah pribadi itu bukan rumah dinas selama bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.Rumah dinas kerap dipakai hanya untuk menerima tamu penting terutama tamu dubes nwgara sahabat dan tamu penting petinggi negeri lainya.
Oleh warga pula, rumah itu kerap dipakai sebagai tempat acara resepsi pernikahan warga setempat.Gratis !
Kita bisa menangkap aura di lingkungan Lebak Bulus dalam II yang pancarkan keakraban sosial setempat bukan karena kebesaran nama Bang Anies tetapi sebab kepribadian Bang Anies sendiri.Rumah-rumah di ujung gang buntu itu siap sedia saja menawarkan temoat duduk di teras rumah mereka untuk tamu yang menunggu giliran bertemu Bang Anies.
Suasana lingkungan yang bikin kita terenyuh betapa kepribadian, karakter seorang pemimpin itu sangat penting guna mengubah prilaku masyarakat nya.
Bang Anies sekeluarga digambarkan sosok-sosok yang yang santun dan empatik terutama warga yang terhitung kurang mampu oleh warga setempat.
”warga disini kalau lagi gelar kondangan nikah ya dibikin disitu aja”ungkap warga setempat.
Suasana Selasa jelang sore itu di halaman rumah joglo itu terlihat ramai.Ibu-ibu berombongan dengan rompi bertuliskan relawan Brafo A yang lalu lalang di gang depan rumah Bang Anies.
Mereka juga dijadwalkan bertemu calon Presiden itu sebagaimana jawab salah satu Ibunyang yang saya tanyai.
“Iya sesuai jadwal, sore ini mau ketemu Pak Anies”aku dia.
Hand phon yang saya pegang terdengar bunyi pesan masuk, oleh Ibu Anggi, saya diminta ketemu ajudan dan oleh ajudan saya di antarkan ke ruang tunggu tamu.
Pak,Ditunggu sama ajudan,Sudah waktuny”rentetan 3 pesan pendek dari Mba Anggi.
Selang sekira 10 menit, dari dalam ruangan terlihat Pak Anies yang baru usai ketemu tamu bule itu habis Selfi langsung berjalan kaki menuju ke tempat saya.
“Wao, Pak Anies so ada”..
Pertemuan Penuh Haru dan Akrab.
“Assalamualaikum” kata perta yang saya dengar langsung dari suara Pak Anies dan sontak saya pun membalas waalaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh”.
Saling jabatan tangan dan pelukan haru tak tertahankan.
Bagi saya, ini Pertemuan yang dinantikan dengan sang idola sejak puluhan tahun silam.
Saya yang kerap terlibat daam gerakan-gerakan saat pasca reformasi seiring boming TV swasta yang banyak menampilkan nara sumber -nara sumber kritis seperti Bang Anies dan sedikit kutu baca, pemikiran Bang Anies cukup mengisi otak dan membentuk watak saya.
Sore itu, saya masih menangkap sikap yang sama dari kesan seorang intelektual dan pemikir gerakan demokrasi yang tawaddu dan masih kalem.Gaya Bang Anies yang saya copy memang konsisten dengan keyakinan intelektual jauh dari kesan menohok lawan, menuding, memvonis apalagi menghujat.Itu yang masih saya saksikan dalam percakapan berharga Selasa sore itu.
“Kapan datang dan apa kabar” itulah pertanyaan pertama Bang Anies ketika kami memulai perbincangan.Jesan pertama yang begitu berharga, bikin rasa ne bukan bertemu tokoh besar tapi saudara yang lama tak jumpa.
“Alhamdulillah baik, Saya tiba beberapa hari lalu pas acara deklarasi relawan Anies di JCC, sedianya saya ke Jakarta dalam rangka menghadiri agenda itu namun tiba di bandara Soeta nya sudah jelang magrib jadi tidak sempat” jawab saya.
Tapi Alhamdulillah bisa ketemu hari ini” sambung saya.
Bincang santai Selasa sore itu ditemani Sespri yang terlihat mencatat percakapan say dengan Bang Anies, kek notulen lah gitu.
Tema politik Pilpres tidak terlampau mengisi pertemuan kami, dan kebih pada pesan-pesan moral yang disampaikan Bang Anies.
Jangan menghujat pemerintah terutama pak Jokowi dan kandidat lain, sampaikan saja apa yang telah saya kerjakan di jakarta dengan benar dan positif kepada rakyat”demikian inti dari pesan Bang Anies.
Visi misi kita adalah karya nyata bukan berupa konsep semata, itulah yang Kita tawarkan ke rakyat bukan visi misi yang masih mimpi tapi terkadang menghipnotis”tandas Bang Anies.
Tak luput Bang Anies membahas soal Maluku utara.Jumlah penduduk, berapa jiwa pilih, itulah pertanyaan yang mengarah pada soal Pilpres .
Saya pun menjelaskan Realtime perkembangan politik Malut bahwa secara sosiologis Malut adalah Bang Anies.
Belajar dari Pilpres ke Pilpres, trend politik Pilpres Malut itu nasionalis-religuis dan insya Allah Bang Anies lah pemenang mutlak di Malut.
Saya sampaikan bahwa meskipun peluang kita sangat potensial up ke 70-80% namun tantangan berat nampak mulai menghadang. Isyu politik identitas, kekuasaan dll harus bisa kita sikapi dengan bijak sebagaimana pesan Bang Anies agar kita menghindari hujat menghujat sangat pas.
Merangkul semua pihak dan segmen pemilih itulah yang strategis sehingga sekali merangkul dayung, dua tiga pulau kita lampaui .Raih dukungan dan suaranya tapi juga dapat kedamainya” kira-kira demikian maksud Bang anies.
Tersingkap, Maluku utara bukan barang baru bagi Bang Anies.Oemgabdian Bang Anies untuk SDM Malut yang berkualitas berlangsung jauh sebelumnya dwngan program besutannya Indonesia mengajar.Jadi Bang Anies dengan Maluku utara bukan karena ada Pilpres doang sih.
“Saya pernah ke Maluku utara kala program saya yakni Indonesia mengajar.Saat itu kami menempuh perjalanan laut dengan kapal
Laut dari ternate ke Bacan Kabupaten Halsel selama satu malam ”kisahnya.
Maluku utara adalah negeri kepulauan yang sangat indah” kenang nya.
Insya Allah saya akan kembali ke Maluku utara”pungkas Bang Anies.
Perbincangan santai penuh keakraban itu rasanya terlalu cepat hanya dalam 20 menit.
Tamu undangan lain ngantri harus dilayani oleh Bang Anies.Ya saya harus bijak Bestari juga.
“Oke kita Foto dulu”Bang Anies meminta si Sespri yang setia menulis percakapan kami selama kurang lebih 20 menit itu harus membidikkan lagi kamera hand phon Iphon 11 Max saya pas di depan pintu.
“Salam ya untuk masyarakat Maluku utara, saya akan kembali lagi ke Maluku utara”tutup Bang Anies mengahiri pertemuan penuh akrab Selasa sore itu.(***)