DOB SOFIFI TRIGER KEMBALIKAN SEJARAH KEJAYAAN MOLOKU KIE RAHA.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Pandangan menarik kembali dilontarkan pakar ekonomi Dr.Mukhtar Adam.
DOB Sofifi merupakan triger untuk mengembalikan kejayaan Moloku Kie Raha yang terukir 6 abad silam.
Kota Sofifi yang terletak di daratan pulau Halmahera sebagai pulau terbesar dengan jumlah penduduk terbesar se Malut serta kekayaan SDA nya bakal menjadi episentrum baru Maluku utara untuk Indonesia.
Sebaliknya konsep dan orientasi pembangunan yang berbasis pada pulau-pulau kecil selama ini sudah tidak relevan lagi dalam membangkitkan kejayaan ekonomi Maluku utara dan masa depan Maluku utara.
Om Pala Melanesia ini mengatakan Maluku Utara sejak 600 Tahun lamanya berputar pada pembangunan pulau-pulau kecil dengan motor utama Pulau Ternate dan Pulau Tidore dan pulau Makian dengan komoditi termasyur pada zamannya Pala dan Cengkeh yang memaksa bangsa Eropa menjelajah Nusantara, dan menancapkan penjajahan di Nusantara sudah tidak relevan lagi di masa depan.
Masa depan Maluku Utara ujar dia harus kita sudahi bangun pulau-pulau kecil dengan kosentrasi pembangunan diletakan di Halmahera sebagai motor penggerak pembangunan”jelas nya.
Halmahera hemat Bos Kampoeng Melanesia dan SIDEGon ini harus mengambil bagian penting dari pergerakan ekonomi global yang mengarah ke Pacifik menjadi momentum bagi percaturan ekonomi global dan peran Indonesia manfaatkan Halmahera sebagai garda terdepan dalam sektor perdagangan Tiongkok, India, Jepang dll di kawasan Pacifik dimana telah menjadi pemain utama dalam pasar global.
“Halmahera menjadi pintu utama bagi percaturan ekonomi Pacifik dan menyambut
Pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur adalah bagian dari strategi menyambut kegemerlapan ekonomi Pacifik dan peluang bagi Maluku Utara untuk mendorong Halmahera menjadi pemain utama dalam percaturan global bersama pulau Sulawesi”tandasnya.
Selama itu tuding Mukhtar terdapat kesesatan berpikir para pemangku kepentingan dimana Halmahera sejak lama di tinggalkan bahkan di anggap masyarakat kelas kedua.
Cara pikir mengabaikan Halmahera dan memuja muja pulau kecil seperti Ternate, Tidore, Makian dll klaim dia telah menimbulkan keterlambatan dalam menentukan arah gerak masa depan.
“Halmahera jangan lagi di rendahkan, Halmahera jangan lagi di anggap “Halifuru” tetapi Halmahera adalah masa depan Maluku utara dan Indonesia olehnya Halmahera saatnya menjadi garda terdepan bagi sumbangsih pembangunan menuju satu abad Indonesia” tandasnya pula.
Pakar ekonomi ini mengungkapkan bahwa Fakta menunjukan peran Halmahera dalam 3 tahun terakhir menjadi penopang ekonomi Indonesia dimana ekspor terbesar yang tumbuh mencapai 500% telah menjadi motor dalam menjaga neraca perdagangan Indonesia.
“Halmahera akan menjadi pemain utama dunia dengan komoditi tambang, Halmahera akan menjadi kota dunia yang digerakkan dari dinamika global menjadi episentrum ekonomi.
Generasi masa lalu yang bermazhab pulau-pukau kecil sudah saatnya di hentikan dari semangat membangun Halmahera.
Mari bangun Halmahera, Bangga Maluku Utara, Bangga Sofifi”pungkasnya.(***)