HEADLINE

RAIH HASIL KURANG INOVATIF, PAKAR SARANKAN USMAN SIDIK BELAJAR INOVASI DAERAH KE BAHRAEN KASUBA.

PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta||Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan meraih hasil mengecewakan.

Berdasarkan rilis Litbang Kemendagri, Pemerintah Bupati Usman Sidik-Bassam Kasuba meraih prestasi tidak Inovatif bersama 5(lima)Kabupaten dan Kota Tidore Kepulauan.

Pakar Ekonomi Mukhtar Adam menilai hasil kurang inovatif menandai kelemahan dan kegagalan fundamental Bupati Usman Sidik bersama Bupati-Walikota lainya.
Sebab semangat dasar kepemimpinan di era otonomisasi daerah adalah kepemimpinan yang inovatif guna mampu mengkreasikan berbagai potensi daerah menjadi sumber daya pembangunan daerah.
“Indikator dari Inovasi daerah terlihat dari kecerdasan leadership jika leader nya memiliki inovasi tinggi cara berpikirnya out of the box akan cenderung melahirkan daerah yang berinovasi tinggi sebaliknya jika kepala daerahnya memiliki kemampuan rendah akan menyebabkan daerah kesulitan tumbuh”papar nya.
Mukhtar menyarankan Kemedagri membuat program pendidikan kepada Bupati Usman sidik dkk guna meningkatkan kemampuan leadership inovatif mereka sehingga mampu memajukan daerah mereka.
Sebab kelemahan leadership mereka bakal ditanggung rakyat Halmahera selatan serta rakyat di kabupaten lainya.
Founder Kampung Malanesia ini menilai hasil kurang inovatif Pemkab Hal-Sel seirama dengan kegagalan sebelumnya.
Panggilan akrab Ota Adam ini membeberkan soal data statistik 2021 dimana laju pertumbuhan ekonomi Hal- Sel positif tetapi tidak berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat hal-sel.
“Data statistik ekonomi halsel tumbuh tetapi pada saat yang sama jumlah penduduk miskin juga bertambah sehingga pertumbuhan ekonomi tidak linier dengan diatribusi pendapatan dan kesejahteraan.”beber dia.
Selanjutnya bagi dia, Bupati Usman Sidik juga gagal menekan pengangguran dan pada saat yang sama meningkatkan IPM padahal Hal-Sel dalam trend boming industri pertambangan yang padat karya.

Bahraen Kasuba, Mantan Bupati Hal-Sel disarankan Pakar Ekonomi bisa menjadi Guru bagi Buoati-Wabup Hal-Sel Soal pengelolaan Inisiasi Daerah.

“Pengangguran hal-sel relatif meningkat dan IPM head to head tahun 2020-2021 naik 0, sekian persen, artinya investasi belum memberikan efek pada pembangunan manusia hal-sel”papar nya.
Dr.Mukhtar Adam Menilai kegagalan fundamental kepemimpinan Usman Sidik bersumber dari beberapa indikator antara lain konsep anggaran yang masih kuat berpihak pada pejabat dan konsep salah pilih pembangunan daerah.
Hal itu kata Mukhtar terbaca dari APBD Hal-Sel sebesar Rp.1,2 Triliun itu memberikan porsi terbesar pada operasional birokrasi sebesar Rp.800 milyar atau sebesar 80% sementara porsi belanja modal untuk fasilitas publik seperti infrastruktur hanya sebesar Rp.200 milyar atau 20% saja.APBD nya Usman-Bassam kata Mukhtar hanya untuk melayani pejabat Hal-Sel.
“Dari sisi tata kelola keuangan secara head to head tahun 2020-2022, penumpukan belanja masih besar pada belanja operasi, pemerintahan Usman-Bassam lebih banyak melayani pejabat sementara problem dasar dari Halmahera selatan adalah gugus pulau, ketimpangan antar pulau, kalau kita punya alat ukur survey dari lembaga kredibel, maka kita bisa melihat ketimpangan antar pulau yang melebar antara Bacan dengan Obi, Gane Barat, Makian dan pulau Kayoa dan kasiruta.Ketimpangan  itu makin terasa nampak pada pola distribusi kemiskinan, pengangguran, gizi buruk .Apakah Usman -Bassam punya konsep gugus pulau atau tidak yang bisa menjawab tantangan dari kabupaten Halmahera selatan”tandasnya.
Oleh karena itu Dia menilai slogan Usman-Bassam mengembalikan senyum Halsel bakal berbuah balik “membuat Halsel menangis “
“Bagaimana rakyat halsel bisa senyum kalau uang yang rakyat investasikan dalam APBD Halsel hanya dimanfaatkan untuk para pejabat sementara rakyat halsel hanya mendapat 20% dari infrastruktur, artinya bahwa dari  uang 1,2 triliun, Rp.800 milyar hanya untuk belanja pejabat Untuk rakyat ini tidak efektif.Bagaiamana rakyat Halmahera selatan bisa senyum bahkan sebaliknya bisa menangis dengan pola alokasi yang tidak pro pada infrastruktur gugus pulau”papar nya pula.
Mukhtar membandingkan hasil yang kontras antara kepemimpinan Usman Sidik dengan Bahrain Kasuba sebelumnya dan menasehatu Usman agar tak perlu malu untuk belajar pada mantan Bupati Bahrain Kasuba tentang bagaimana cara mengelola inisiasi daerah .
“Jika kita membandingkan indeks inovasi daerah di masa kepemimpinan Bahrain Kasuba tahun 2020-2021 dengan Usman Sidik di tahun 2021-2022 maka Usman Sidik ada baiknya belajar pada Bahrain Kasuba bagaimana cara mengelola inisiasi-inisiasi daerah” saranya.
Kesemuanya Mukhtar Adam menilai ada inkonsistensi antara visi misi dengan arah kebijakan umum dan APBD.
“Rupanya di indeks juga terlihat inkonsistensi antara visi misi dengan arah kebijakan umum anggaran”ungkapnya.
Muhktar menyarankan Kemendagri tidak sekedar melakukan Bintek kepala daerah tetapi bila perlu  menyekolahkan para kepala daerah sehingga kemampuan mereka lebih terbangun.
“Kemendagri tidak perlu bikin Bintek deh tetapi bila perlu menyekolahkan para kepala daerah setahun lah”pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *