Capt.Ali Cagub, Jejak Kepemimpinan Si Capten Malut Dinilai Kurang Oke.
Pikiran Ummat—Ternate||Walikota Tidore Kepulauan dua periode, Cap.Ali Ibrahim ikut meramaikan bursa kandidat Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku utara.
Indikasinya mulai nampak dari baliho mantan syahbandar A.Yani Ternate ini memenuhi wilayah Maluku utara bertajuk layaknya calon pemimpin Mauku utara.
Ada baliho tertera tagline Capten Malut dengan latar foto besar Capt.Ali Ibrahim.
Tagline Capt. Malut sontak mengundang wacana publik.
Capten diasosiasikan sebagai pemimpin kapal yang bakal menakhodai kapal Maluku utara menuju gerbang kemajuan dan kesejahteraan penumpang alias rakyatnya.
Tetapi apakah harapan itu bisa disematkan pada sang Capt.Ali Ibrahim.
Sayangnya Jejak Kepemimpinan si Capten Malut masih dianggap belum oke untuk memimpin Maluku utara yang maju dan sejahtera.
Apa pasal ?.Media ini mencoba menelusuri rekam jejak kepemimpinan Capt.Ali Ibrahim selama memimpin Kota Tidore.
Secara umum, Capt.Ali terkomfirmasi sosok bersih dan santun.Kader PDI P ini belum tersangkut kasus korupsi dan perform nya standar dan santun.Kepribadianya jauh dari kesan kekerasan dan tinggi hati Alias tidak sombong.
Namun jejak sikap politiknya masih mengundang perdebatan.
kebijakan politik dan pembangunan seperti yang ter up date dari sikap pemerintahanya terhadap pemekaran DOB Kota Sofifi, Ibu Kota Provinsi Maluku utara dan kebijakan nya selama memimpin kota Tidore Kepulauan yang tergambar jelas dari data APBD menjadi pokok bahasan menarik.
Sebab menurut Dr.Abdul Azis Hakim, SH.MH.,gambaran kinerja seorang kepala daerah dapat diukur jelas dari setiap kebijakan politiknya dan kebijakan anggaran pembangunan yang tergambar jelas dalam postur APBD.
Berdasarkan hasil kajian media ini, soal sikap Capt Ali Ibrahim yang menolak DOB Kota Sofifi oleh publik pro DOB Sofifi sebagai sikap kontraproduktif terhadap percepatan akselerasi pembangunan Maluku utara.
Dikutip dari pernyataan pakar Ekonomi Dr.Mochtar Adam, DOB Sofifi potensial meraup dana APBN ke Maut hingga triliunan rupiah.Artinya Malut kehilangan potensi dana triliunan dari gagalnya DOB Sofifi karena tidak mendapat rekomendasi pemkot Tidore.
Padahal Dana sebesar itulah bakal mempercepat akselerasi pembangunan di Maluku utara.