Edisi Khusus HUT Sumpah Pemuda ke 93 1928–2021.
POLITISI HALTENG BICARA.
Momentum hari Sumpah Pemuda ke-93 (Kamis, 28/10/2021) yang diperingati hari ini mengingatkan bangsa Indonesia akan ikrar para pemuda yang menandai bersatunya seluruh komponen pemuda seantero nusantara dalam ikatan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang dinamai Indonesia. Mereka bersatu padu memperjuangkan hak-hak anak bangsa yang tertindas kala itu. Bisa jadi kita masih tercerai berai dalam kurun waktu yang lama, jika ikrar bersatu tidak dinyatakan pemuda 1928. Sebagai refleksi untuk dijadikan sugesti dalam jiwa yang paling dalam, pada edisi “POLITISI HALTENG BERBICARA” kali ini PikiranUmmat.com mengangkat tema refleksi Sumpah Pemuda.
Dari sejumlah politisi lokal Halteng yang dihubungi media ini, ada tiga figur politisi yang bersedia diwawancarai. Tiga figur tersebut yakni; Bapak Ahlan Djumadil, Sekretaris DPC Partai Gerindra yang juga menjabat Ketua Komisi II DPRD Halteng, Haiyun Maneke, Sekretaris Partai Nasdem yang juga berposisi dalam unsur pimpinan sebagai Wakil Ketua II DPRD Halteng dari Partai Nasdem dan Zulkifli Alting, Ketua Partai Hanura Halteng yang telah dua periode menjabat Anggota DPRD Halteng.
Simak apa kata mereka:
Foto : Ahlan Jumadil, Politisi Partai Gerindra. Sosok Muda Inspirativ.( Foto Biro Halteng)
Ahlan Djumadil, Politisi bertalenta kelahiran Banemo Halmahera Tengah ini oleh kawan-kawan dekatnya disapa “Gilepes” . Tercatat pernah menjabat anggota DPRD Halteng periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang, periode 2014-2019 diusung Partai Gerindra kemudian terpilih kembali untuk periode 2019-2024 dari Partai Gerindra. Dikenal kritis namun bersahaja. Saat in menjabat sebagai Ketua Komisi II yang membidang Ekonomi Keuangan.
Bagi Ahlan, momentum hari Sumpah Pemuda yang ke-93 ini hendaknya dimaknai bahwa persatuan dan kebersamaan adalah modal utama dalam membangun bangsa. Pemuda sebagai komponen penting sekaligus pewaris masa depan dapat berperan dengan modal kebersamaan yang ditopang oleh karakter nasionalisme dan patriotisme namun tetap berpijak pada kearifan loal warisan leluhur. Saat disinggung masifnya gerakan pemuda kampung yang akhir-akhir ini tanpa henti menyuarakan tuntutan penegakan hukum yang progresif, akuntabel dan memenuhi rasa keadilan masyarakat terkait dengan progres penanganan kasus-kasus kriminal di Halteng menyita perhatian publik, beliau berpandangan bahwa gerakan-gerakan pemuda ini perlu diberikan apresiasi karena menunjukan “sense of kritis” yang terpelihara dalam sanubari pemuda Halteng sebagai bagian dari pemuda Indonesia. Penyampaian aspirasi pun harus mengedepankan etika serta nilai moral yang dijunjung masyarakat lokal.
Menutup perbincangan, Ahlan berujar pemuda Halteng hari ini adalah aktor pembangunan di hari-hari selanjutnya. Oleh karena itu sangat penting menyiapkan diri dalam bidang yang digeluti, sehingga mampu bersaing dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Saat PikiranUmmat.com mengkonfirmasi pandangannya tentang momentum Sumpah Pemuda yang ke-93 tahun ini, dengan penuh antusias Haiyun memaparkan bahwa semangat juang pemuda 1928 adalah dalam rangka menyatukan seluruh pemuda di bumi nusantara yang terpisah dalam kumpulan pemuda-pemuda bercirikan lokal kedaerhan. Ada Joung Java, Joung Sumatra, Joung Celebes, Joung Ambon dang beberapa kumpulan pemuda lainnya. Tujuannya tidak lain adalah memperjuangkan nasib bersama. Sehingga perayaan yang kita laksanakan hari ini harus dijadikan sugesti positif bahwa kita mesti bangga sebagai bangsa yang merdeka melalui perjuangan tanpa lelah. Sugesti positif tentu bisa menghantarkan kita dalam kompetisi global saat ini. Di Era milenium dengaan teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya, seakan tak ada lagi batas teritori dalam hubungan antar sesama penduduk bumi. Kita seperti hidup dalam sebuah komunitas “kampung besar”. Suka tidak suka kita dihadapkan pada sebuah kondisi yang menuntut kita membangun relasi dengan warga dunia. Konsekwensinya adalah persaingan dalam mengakses sumber penghidupan.
Era Industrialisasi menuntut kita untuk berkompetisi, bukan sebatas sesama anak bangsa, melainkan berkompetisi dengan pelaku usaha dari berbagai belahan dunia. Interaksi yang tak terhindarkan ini kemudian melahirkan sebuah akulturasi yang sering terasa asing bagi kita pemuda lokal. Oleh karena itu, selain mempersiapkan skill, yang tak kala pentingnya adalah mengokohkan iman dan moral.
Media ini juga menyinggung soal gerakan pemuda kampung dan mahasiswa yang secara progresif menuntut proses penegakan hukum atas beberapa kasus kriminal secara transparan, profesional serta memenuhi rasa keadilan keluarga korban dan masyarakat kampung, beliau memberikan tanggapan bahwa penyampaian aspirasi melalui aksi turun ke jalan harus dimaknai sebagai salah bentuk penyaluarn hak berdemokrasi yang dijamin perundang-undangan. Akan tetapi tentunya dalam menyalurkan hak itu bersamaan dengan kewajiban untuk menghormati pula hak-hak orang lain. Sehingga meminimalisir potensi konflik yang seringkali timbul dan proses penyaluran aspirasi itu. Pada bagian akhir, Haiyun berharap kepada sesama pemuda agar siap berkompetisi tiga kekuatan. Kuat Iman, kuat Ilmu Pengetahuan dan kuat skill.
Foto :Zulkifli Alting, Ketua DPC. Partai HANURA Halteng.Sosok Muda Yang Menginspirasi. (Foto :Biro Halteng)
Merefleksikan kembali semangat juang pemuda pada masa silam 93 tahun yang lalu merupakan cermin hati nurani yang harus melandasi gerakan pemuda hari ini”, Kata Ketua Partai Hanura Halmahera Tengah ini mengawali perbincangan via aplikasi Whatsapp, siang tadi. Meskipun sedang sibuk, namun bersedia meluangkan waktu untuk PikiranUmmat.com.
Statmen pembuka ini sedikit menglihkan alur wawancara yang sebelumnya telah disiapkan. Nada canda sering menjadi selingan mencairkan suasan ditengah wawancara dengan Politisi murah senyum ini. Bagi Zulkifli, momentum Sumpah Pemuda harus disyukuri dalam bentuk memberikan karya terbaik bagi kita pemuda saat ini terhadap proses pembangunan yang terus berjalan. Pemuda tidak bisa diam berpangku tangan mengharapakan proses pembangunan bangsa berjalan begitu saja. Oleh Tuhan, kita manusia diberikan anugerah akal dan fikiran yang membedakan kita dengan makhluk lain, Ini merupakan modal untuk dalam pengabdian kepada daerah. Oleh karena itu jika ingin berkompetisi ditengah era Industrialisasi yang kita berada dalam porosnya saat ini, mau tidak mau setiap pemuda harus mempersiapkan skill dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Tanpa itu kita akan diperlakukan seperti tamu di negeri sendiri.
Harapan Saya Pemuda Halmahera Tengah tak boleh minder dalam proses kompetisi yang sedang kita jalani.
“DIRGAHAYU PEMUDA INDONESI”
(p.u_02rusli_wd)